[ Featuring Nukilan ]
Ha ha
Di malam yang sepi
Aku sendirian dengar bisik hati
Ku pejamkan mata
Biarkan dibawa
Kembali ke suatu
Ruang dan masa
Indahnya bila
Dibuai sejarah
Di dalam keasyikan
Terlihatkan seraut wajah
Rindu membelenggu
Terkenang masa lalu
Hati ini jadi rindu
Tak terkata
Manapun kau berada
Semoga berbahagia
Ku bertanyakan mana sita
Kembalikan warkah cinta
Moga manis jangan tangis hakis tinta
Semua janji yang pernah dideklarasi
Tinggal puisi sepi minta dideklamasi
Aku masih bergelut memeluk takdir
Detik bermula sehingga kemelut berakhir
Apapun juga keputusan
Aku terima walau jujurnya tak keruan dan
Yang dah berlaku biarkan berlalu
Nescaya nestapaku kan diubat waktu
Kau harus bahagia walau tak bersamaku
Khabarnya hidupmu kini ibarat ratu
Nahu lagu berbaur tabu ku tahu
Namun bukan niat tuk menggugat dan menggangu
Semoga kau pun merindui
Dua lokasi hati satu frekuensi
Aku rindu
Sejujurnya ku menginginkanmu
Di sini bersama menempuh dunia ini
Rindu membelenggu
Terkenang masa lalu
Hati ini jadi rindu
Tak terkata
Manapun kau berada
Semoga berbahagia
Andainya diberi kesempatan
Banyak yang mahu kuperkatakan
Menyusur rekahan mengukur punca retakan
Sejujurnya dirimu tak kupersalahkan
Sempurna perbuatan perkataan dan perwatakan
Mungkin semuanya berpunca dari aku
Yang selalu keterlaluan memahukan sesuatu
Memorabilia paraphernalia cinta
Setia mencerita sisa memori tercipta bila
Ku mengadu ke purnama
Bertanyakan khabar pujanggaku di sana
Puisi cinta lama sibuk dihidupkan
Menjadi senandung lestari bayu tiup-tiupkan
Yang kau nyanyikan aku nyanyi juga
Tak sempurna tapi ku kan tetap coba
Semoga terus merindui
Dua lokasi hati satu frekuensi
Aku rindu (rindu)
Membelenggu
Terkenang masa lalu
Hati ini jadi rindu
Tak terkata
Manapun kau berada
Semoga berbahagia (berbahagia)
Jangan ku kau lupa hingga hari kita bersua